Ketika ini tangisku tertetes diantara tawa
ketika ini suciku nyata
ketika ini aku adalah pendosa
ketika ini sambungan detik nafas
merapat pancung jatah cinta
ketika ini suciku nyata
ketika ini aku adalah pendosa
ketika ini sambungan detik nafas
merapat pancung jatah cinta
Kepala dua terpenggal
meraba dalam keruh aliran
batu mengarat terapung sunyi
terlempar hingga menusuk hari
rapati menepi memeluk tebing
sesaat bisa pergi
bentangan buku hari, mengoyak minggu
mengunyah bulan hingga tahunku tertelan
kusepikan malam dengan membaca diri
hingga berlari basahi keringat pikir
menjamu tabir zikir
meraba dalam keruh aliran
batu mengarat terapung sunyi
terlempar hingga menusuk hari
rapati menepi memeluk tebing
sesaat bisa pergi
bentangan buku hari, mengoyak minggu
mengunyah bulan hingga tahunku tertelan
kusepikan malam dengan membaca diri
hingga berlari basahi keringat pikir
menjamu tabir zikir
Belum lelah,
Gantungan cita membentang,
titupi terjal karang
belum setengah,
lembaran terus tertinta
menguras nafas
berkaca dengan luasnya lautan
menantang gelombang
dengan tentara-tentaranya
kusepikan malam
akulah pembaca jiwa.
pandangpanjang, 21 september 2012
Gantungan cita membentang,
titupi terjal karang
belum setengah,
lembaran terus tertinta
menguras nafas
berkaca dengan luasnya lautan
menantang gelombang
dengan tentara-tentaranya
kusepikan malam
akulah pembaca jiwa.
pandangpanjang, 21 september 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar