pembacaan puisi dengan sentuhan akustik |
Padangpanjang__Memperingati
10 tahun Tsunami oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh (IPMA)
Padangpanjang-Sumatera Barat di gelar selama dua hari, 25-26/12/2014,
mempersembahkan pagelaran seni budaya Aceh, workshop, serta doa bersama untuk
para arwah korban tsunami. Salah satu penampilan puisi dalam acara tersebut
dibacakan oleh Awaluddin Ishak, Penyair muda asal Bener Meriah juga Mahasiswa
ISI Padangpanjanjang.
Puisi yang
dibacakan merupakan gambaran Aceh yang terkena musibah gempa dan tsunami 10
tahun silam. Puisi ini adalah titipan doa yang disematkan oleh Mahasiswa Aceh
dari negeri rantau untuk Aceh tercinta, yang harus bangkit dan membenahi negeri
seperti rumah sendiri. Puisi yang dibacakan adalah “ACEH: MASIHKAH
GERIMIS YANG DITABURKAN” Karya Sulaiman Juned
(Penyair Nasional Asal Aceh) dan
Puisi “Nyeri Aceh” Karya
Fikar W Eda.
Berikut syairnya:
Aceh: Masihkah Gerimis Yang
Ditaburkan
Karya: Sulaiman Juned
Kampung
kampung di kepung
sepi. Gerimis memasuki rumah
tanpa salam.
Kampung
kampung di kepung
sepi. Lebam di jantung masih
membekas
siapakah diantara kita yang mampu
menyempurnakan sabit
jadi purnama.
Kampung
kampung di kepung
sepi. Jangan ada yang menitip luka
dari dendam masa lalu
mengurung jiwa.
Kampung
kampung di kepung
sepi. Orang-orang masih memilih
keselamatan dengan diam. Inilah
waktunya kita pulang menata
pekarangan rumah
dengan cinta. Menggantikan warna
hitam menjadi putih
antar ke pintu syurga
(Mari jemput waktu lewat senyum di
kening bulan)
Puisi selanjutnya adalalah “Nyeri
Aceh” Karya Fikar W Eda, dalam syairnya menggambarkan luka, cinta, fakta dan
disematkannya doa yang luar biasa, begitulah Aceh ketika itu.
Nyeri Aceh
Karya Fikar W Eda
Tanah Aceh, nyeri kami
nyeri daging dan tulang kami
nyeri darah dan tangis kami
nyeri gigil,
nyeri perih
nyeri kami
inilah nyeri kami
nyeri laut menggulung pantai
lumatlah rumah,
remuklah pohon
dan tubuh kami, tubuh kami
bercecer di himpitan pohon itu
hanyut bersama papan berlumut
mengapung di jembatan roboh
nyelinap di selokan
terdampar di trotoar basah
tersangkut pada ranting-ranting beku
Tanah Serambi Mekkah, nyeri kami
nyeri daging dan tulang kami
nyeri darah dan tangis kami
nyeri gigil
nyeri perih
nyeri kami
inilah nyeri kami
bocah bocah polos
berlari di pasir
menangkapi ikan-ikan terdampar
ketika laut surut
tapi tiba-tiba
gemuruh menerbangkan pasir
langit gelap
ombak membentuk lipatan
menerjang dari arah belakang
tubuh rapuh tersentak ke depan
membentur beton-beton
terdorong ribuan meter
bocah-bocah itu
bagai kipas terlilit gulungan laut
terdampar di tanah datar
menghapus jejak-jejak di pasir
lenyaplah tawa
raiblah canda
Nestapa Aceh dalam nyeri dan perih
kami
jangan kalian cari lagi Meulaboh
jangan kalian tanya di mana Banda
Aceh
di mana Calang, Teunom, Lamno,
Lhokseumawe, Bireuen, Sigli
peta-peta telah koyak
terlipat dalam gulungan laut
Ya Allah
rebahkanlah mereka
bocah-bocah itu,
orang-orang tua itu
laki-laki dan perempuan itu
di atas permadani-Mu yang harum
tempatkanlah mereka pada
sisi-Mu yang maha mulia
dan kepada kami, ya Allah
berilah kekuatan
menanggungkan perih ini
menjadikannya cermin
tempat kami memungut hikmah
sumber : lintasgayo.co
Types of Baccarat - Greyhound Racing - Wagering Co
BalasHapusTypes of Baccarat. The more money a player can wager, deccasino the higher the 바카라 number of bets. Learn more at the worrione website. 카지노